ASKEP ARTERIOSKLERORIS
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. DEFINISI / PENGERTIAN
Arteriosklerosis atau
pengerasan arteri adalah suatu proses dimana serabut otot dan lapisan endotel
arteri kecil dan arteriola mengalami penebalan. Aterosklerosis merupakan proses
yang berbeda yang menyerang tunika intima arteri besar dan medium. Proses
tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium, komponen darah, karbohidrat dan
jaringan fibrosa pada tunika intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal sebagai
“ateroma” atau “plak”.
2. ETIOLOGI / FAKTOR
RISIKO
a. Faktor risiko yang
tidak dapat dimodifikasi : usia diatas 40 tahun dan jenis kelamin laki-laki.
b. Faktor risiko yang
dapat dimodifikasi : diet tinggi lemak / kolesterol, tekanan darah tinggi,
diabetes melitus dan merokok.
1) Diet tinggi lemak :
lemak, yang tak larut dalam air, terikat dengan lipoprotein yang larut dalam
air, yang memungkinkan dapat diangkut dalam system peredaran darah. Tiga elemen
metabolisme lemak antara lain : kolesterol total, LDL, HDL. LDL menyebabkan
efek berbahaya pada dinding arteri dan mempercepat proses aterosklerosis.
2) Hipertensi dapat
mempercepat pembentukan lesi aterosklerotik pada pembuluh darah bertekanan
tinggi, dapat menyebabkan stroke.
3) Diabetes Melitus juga
mempercepat proses aterosklerotik dengan menebalkan membran basal pembuluh
darah besar maupun kecil.
4) Merokok adalah salah
satu faktor risiko yang paling kuat. Nikotin akan menurunkan aliran darah ke
ekstremitas dan meningkatkan frekuensi jantung dan tekanan darah dengan
menstimulasi system saraf simpatis. Selain itu nikotin juga meningkatkan
kemungkinan pembentukan bekuan darah dengan cara meningkatkan agregasi
trombosit. Karena karbon monoksida mengikat hemoglobin lebih cepat dibandingkan
oksigen maka hal tersebut dapat menurunkan jumlah oksigen jaringan. Jumlah
rokok yang dihisap berbanding langsung dengan parahnya penyakit. Menghentikan
rokok dapat menurunkan risiko.
5) Faktor lain seperti
obesitas, stres, dan kurang gerak diidentifikasi ikut berperan dalam psoses penyakit
ini. Semakin banyak factor risiko yang dimiliki, semakin tinggi pula
kemungkinan terjadinya penyakit ini.
3. PATOFISIOLOGI
Akibat langsung
aterosklerosis pada arteri meliputi penyempitan (stenosis) lumen,obstruksi oleh
trombosis, aneurisma (dilatasi abnormal pembuluh darah), ulkus dan ruptur.
Akibat tidak langsungnya adalah malnutrisi dan fibrosis organ yang disuplai
oleh arteri yang sklerotik tersebut. Semua sel yang berfungsi aktif memerlukan
suplai darah yang kaya akan nutrisi dan oksigen dan peka terhadap setiap
penurunan suplai nutrisi tersebut. Bila penurunan tersebut berat dan permanen,
sel-sel tersebut akan mengalami nekrosis (kematian sel akibat kekurangan aliran
darah) dan diganti oleh jaringan fibrosa yang tidak memerlukan banyak nutrisi.
Aterosklerosis terutama mengenai arteri utama sepanjang percabangan arteri
biasanya berbentuk bercak-bercak. Cabang arteri yang terkena biasanya pada
bagian bifurkasio. Banyak teori berusaha menjelaskan mengapa dan bagaimana
ateroma terbentuk. Lesi utama yaitu ateroma merupakan plak lemak dengan penutup
jaringan fibrosa perlahan-lahan menutup lumen pembuluh darah. Tidak satupun
teori yang secara lengkap menjelaskan patogenesisnya, namun beberapa bagian
dari berbagai teori tersebut dapat dikombinasikan menjadi teori “Reaksi
terhadap Cedera.” Menurut teori ini cedera sel endotelial pembuluh darah
diakibatkan oleh gaya hemodinamika berkepanjangan seperti gaya-gaya robekan dan
aliran turbulensi, radiasi, bahan kimia, atau hiperlipidemia kronis terjadi
pada system arteri. Cedera pada endotelium meningkatkan agregasi trombosit dan
monosit pada tempat cedera. Sel otot polos akan bermigrasi dan berploriferasi
sehingga terbentuklah matriks kolagen dan serabut elastis. Mungkin tidak ada
penyebab atau mekanisme tunggal dalam pembentukan aterosklerosis melainkan
melibatkan berbagai proses. Secara morfologis lesi aterosklerosis terdiri atas
dua jenis : bercak lemak dan plak fibrosa. Bercak lemak berwarna kuning dan
halus, sedikit menonjol kedalam lumen arteri dan tersusun atas lemak dan
sel-sel otot polos yang memanjang. Lesi seperti ini dapat dijumpai pada semua
kelompok umur termasuk anak-anak. Belum jelas apakah bercak lemak tersebut
merupakan predisposisi pembentukan plak fibrosa atau dapat menghilang lagi.
Biasanya tidak menimbulkan gejala klinis. Plak fibrosa merupakan ciri khas
aterosklerosis, tersusun oleh sel otot polos, serabut kolagen, komponen plasma
dan lemak. Berwarna putih sampai kuning keputihan dan menonjol dalam berbagai
derajat ke lumen, sampai suatu saat tonjolan tersebut menyumbat. Plak ini
terutama ditemukan di aorta abdominal, arteri koroner, poplitea dan karotis
interna. Plak ini dianggap tidak reversible. Penyempitan bertahap lumen arteri
saat proses penyakit berkembang, menstimulasi perkembangan sirkulasi kolateral.
“jalan pintas” pembuluh darah tersebut memungkinkan perfusi berlanjut ke
jaringan di bagian atas sumbatan arteri, tetapi biasanya tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan metabolismenya dan terjadilah iskemia. Pembuluh kolateral
bisa memenuhi kebutuhan jaringan atau bisa juga tidak. Skema patofisiologi
penyakit dikaitkan dengan munculnya masalah keperawatan dapat dilihat pada
lampiran.
4. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala klinis
akibat aterosklerosis tergantung pada organ atau jaringan yang terkena.
Aterosklerosis koroner (penyakit jantung), angina dan infark miokardium dibahas
tersendiri oleh kelompok lain. Bila mengenai otak dapat menyebabkan penyakit
serebrovaskuler seperti iskemia serebral transien atau TIA dan stroke. Pada
aorta dan lesi aterosklerotik pada ekstremitas juga dapat terjadi. Bila terjadi
oklusi atau sumbatan pada arteri perifer maka akan timbul gejala seperti nyeri
saat aktifitas dan hilang saat istirahat (klaudisio intermiten), nyeri yang
terus menerus (saat istirahat) dapat terjadi jika oklusi semakin berat dan
terjadi iskemia kronis. Perubahan warna kulit seperti menjadi pucat atau
sianosis dan pada palpasi terasa dingin. Akibat suplai nutrisi yang kurang akan
terjadi tanda-tanda hilangnya rambut, kuku rapuh, kulit kering dan bersisik,
atropi dan ulserasi. Bisa juga terjadi edema bilateral atau unilateral akibat
posisi ekstremitas yang terlalu lama menggantung.
5. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan
aterosklerosis secara tradisional tergantung pada modifikasi faktor risiko,
obat-obatan dan prosedur bedah tandur (penggabungan dua pembuluh darah yang
masih memiliki aliran bagus). Pemberian obat-obatan untuk menurunkan kadar
lemak darah disertai modifikasi diet dan latihan. Jenis obat yang digunakan
antara lain : sekuestran asam empedu (kolestiramin atau kolestipol), asam
nitrotinat, statin lovastatin, mavastin dan simpastatin), asam fibrat
(gemfibrosil) dan terapi penggantian estrogen. Prosedur bedah tandur dilakukan
berdasarkan pada angiogram yang dapat memperlihatkan tingkat obstruksinya.
Prosedur bedah vaskuler dibagi menjadi 2 kelompok yaitu inflow yang menyuplai
darah dari aorta ke arteri femoralis, dan prosedur outflow yang menyuplai darah
ke pembuluh di bawah arteri femoralis. Bila obstruksi terletak setinggi aorta atau
arteri iliaka, diperlukan inflow darah yang baru. Prosedur bedah pilihan adalah
tandur aorta iliaka. Bila mungkin anastomosis bagian distalnya disambungkan
pada arteri iliaka, sehingga seluruh prosedur pembedahan dapat dikerjakan
seluruhnya dalam abdomen. Namun bila arteri iliaka mengalami penyumbatan atau
aneurisma, anastomosis distalnya harus disambungkan ke arteri femoralis (aorta
bifemoral). Bila dilakukan inflow pada pasien namun kondisi pasien tersebut
tidak memungkinkan untuk pembedahan abdomen, yang dapat menyebabkan berbagai
variasi tekanan darah dan memerlukan waktu pembedahan yang lama, maka dapat
dilakukan prosedur inflow dari arteri aksilaris ke arteri femoralis. Kedua
arteri aksilaris dapat dipakai untuk inflow. Hal ini penting karena kebanyakan
pasien tersebut juga mengalami penyumbatan pembuluh darah seperti gagal ginjal
kronis yang memerlukan cuci darah. Misalnya, bila digunakan arteri aksilaris
kanan, maka dapat disambungkan ke tandur yang disambungkan ke arteri femoralis
kiri (bila arteri femoralis ini adekuat) untuk menyuplai kedua tungkai. Jadi
pasien menerima tandur aksiler-femoral dari kanan ke kiri. Apabila kedua sisi
memerlukan darah, maka tandur aksiler-bifemoral lebih diutamakan. Apabila
penyumbatan aterosklerosis terletak di bawah ligamen inguinalis di arteri
femoralis superfisialis, pembedahan pilihannya adalah tandur femoral popliteal.
Bila anastomosis distal dilakukan di atas lutut mungkin perlu dipakai bahan
prostetis untuk tandur. Namun bila anastomosis distalnya di bawah lutut, yang
diperlukan adalah tandur vena safena agar tetap paten. Pembuluh darah yang
tersumbat di daerah tungkai bawah dan pergelangan kaki juga memerlukan tandur.
Terkadang seluruh arteri poplitea tersumbat dan hanya terdapat sirkulasi
kolateral. Oleh sebab itu tandur dibuat dari femoral ke arteri tibialis atau
arteri peroneal. Tandur memerlukan vena asli agar tetap paten. Vena asli adalah
vena autolog, biasanya vena safena magna atau parva atau kombinasi keduanya
untuk memperoleh panjang yang diperlukan. Kepatenan tandur ditentukan oleh
berbagai hal mencakup ukuran tandur, lokasi tandur, dan terjadinya hiperplasi
lapisan intima pada tempat anastomosis. Berbagai teknik sinar X terbukti
sebagai terapi yang dianjurkan pada prosedur pembedahan. Angioplasti laser
adalah teknik dimana gelombang cahaya yang kuat disalurkan malalui kateter
serat optic. Gelombang laser akan memanaskan ujung kateter perkutan dan
menguapkan plak aterosklerosis. Alat artektomi rotasional dapat mengangkat lesi
dengan mengabrasi plak yang telah menyumbat arteri secara total. Kelebihan
laser, angioplasty dan artektomi adalah waktu untuk dirawat di rumah sakit
menjadi singkat
B. KONSEP DASAR ASKEP
1. PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
Data yang harus dikaji
pada pasien yang mengalami aterosklerosis atau arteriosklerosis sangat
tergantung pada lokasi yang terkena. Bila pembuluh darah koroner yang terkena
maka tanda dan gejala klinisnya sesuai dengan tanda dan gejala klinis angina
pectoris atau infark miokard akut. Bila otak yang terkena maka tanda dan gejala
klinis yang dikaji sesuai dengan kasus stroke. Penyakit angina pectoris, infark
miokard dan stroke akan dibahas tersendiri. Pengkajian keperawatan yang akan
kami fokuskan disini adalah gangguan perfusi perifer selain yang mengenai organ
tersebut di atas. Data subyektif yang mungkin didapat : nyeri mendadak atau
dirasakan pilu, kram, kelelahan atau kelemahan. Nyeri istirahat bersifat
menetap, ngilu, dan tidak nyaman dan biasanya terjadi di bagian distal
ekstremitas. Perasaan dingin atau baal pada ekstremitas terjadi akibat
penurunan aliran arteri. Kaji pula tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan
penyakitnya. Data obyektif yang mungkin didapat : ekstremitas yang terkena akan
tampak pucat saat ditinggikan dan sianosis saat tergantung. Warna dan suhu ekstremitas
dicatat. Perubahan kulit dan kuku, ulkus, gangren dan atropi otot bisa tampak
jelas. Kuku mungkin menebal dan keruh, kulit mengkilap, atropi dan kering
disertai pertumbuhan rambut yang jarang. Denyut nadi perifer dapat melemah atau
hilang sama sekali.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
/ POTENSIAL KOMPLIKASI
a. Bila mengenai
jaringan perifer ;
1) Gangguan perfusi
jaringan perifer b.d gangguan sirkulasi.
2) Nyeri b,d gangguan
kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen ke jaringan,
3) Risiko kerusakan
integritas kulit b.d gangguan sirkulasi.
b. Bila dilakukan
tindakan pembedahan
Pra Bedah :Ø
4) Ansietas b.d rencana
pembedahan yang kompleks.
Post Bedah :Ø
5) Nyeri akut b.d
diskontinuitas jaringan/saraf saraf akibat luka operasi.
6) Risiko infeksi b.d
adanya port de entry (luka operasi)
7) Risiko kerusakan
integritas kulit b.d luka operasi.
c. Bila dianjurkan
modifikasi gaya hidup :
Kurang
Pengetahuan tentang modifikasi gaya hidup b.d kurang informasi.
3. RENCANA INTERVENSI
KEPERAWATAN
a. Bila mengenai arteri
perifer.
1) Gangguan perfusi
jaringan :
Pantau tanda-tanda kecukupan perfusi jaringan.Ø
Anjurkan untuk menurunkan ekstremitas di bawah
jantung.Ø
Dorong pasien melakukan latihan jalan atau
latihan ekstremitas bertahap.Ø
Jaga suhu hangat dan hindari suhu dingin.Ø
Anjurkan pasien untuk tidak merokok.Ø
Beri penyuluhan cara menghindari gangguan
emosi dan penatalaksanaan stres.Ø
Anjurkan untuk menghindari menyilang kaki.Ø
2) Mengatasi nyeri :
Kaji respons pasien terhadap nyeri.Ø
Jelaskan penyebab nyeri.Ø
Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.Ø
Kolaborasi pemberian analgetik.Ø
3) Mencegah kerusakan
integritas kulit :
Pantau tanda-tanda kerusakan integritas kulit.Ø
Instruksikan cara menghindari trauma terhadap
ekstremitas.Ø
Dorong pemakaian sepatu dan bantalan pelindung
pada daerah yang tertekan.Ø
Dorong pasien agar menjaga hygiene dengan
ketat, mandi dengan sabunØ netral,
mengoleskan pelembab, memotong kuku dengan hati-hati.
Jelaskan dan anjurkan tentang asupan nutrisi
yang baik, suplemenØ vitamin B dan C yang adekuat dan protein,
serta mengontrol obesitas.
b. Bila dilakukan
pembedahan Pra Bedah :
4) Menurunkan ansietas :
Kaji dan pantau tanda ansietas yang terjadi.Ø
Jelaskan prosedur pembedahan secara sederhana
sesuai tingkat pemahaman pasien.Ø
Diskusikan ketegangan dan harapan pasien.Ø
Perkuat faktor-faktor pendukung untuk
mengurangi ansiates.Ø
Post Bedah :
5) Mengatasi nyeri akut
:
Kaji dan pantau tanda-tanda nyeri.Ø
Jelaskan penyebab nyeri.Ø
Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.Ø
Kolaborasi pemberian analgetik.Ø
6) Risiko infeksi :
Kaji dan pantau tanda-tanda infeksi.Ø
Jelaskan hal-hal yang harus dihindari agar
luka tidak infeksi.Ø
Rawat luka dangan teknik sepsis dan asepsis.Ø
Kolaborasi pemberian antibiotika.Ø
7) Risiko kerusakan integritas
kulit :
Kaji dan pantau tanda-tanda kerusakan
integritas kulit.Ø
Anjurkan untuk selalu menjaga agar luka tetap
kering dan bersih.Ø
Anjurkan diet dengan makanan bergizi tinggi
dan suplemen vitamin.Ø
Kolaborasi obat untuk mempercepat pertumbuhan
jaringan kulit.Ø
c. Jika dianjurkan
modifikasi gaya hidup :
Kurang
pengetahuan tentang cara memodifikasi gaya hidup.
Kaji tingkat pengetahuan pasien.Ø
Jelaskan cara-cara memodifikasi gaya hidup
(diet dan latihan).Ø
Diskusikan hambatan dan dukungan dalam
memodifikasi gaya hidup.Ø
4. IMPLEMENTASI
Dilaksanakan sesuai
dengan intervensi yang disusun dalam rencana keperawatan
5. EVALUASI KEPERAWATAN
a. Bila mengenai
jaringan perifer :
1) Gangguan perfusi
jaringan : suplai darah arteri ke ekstremitas meningkat (teraba hangat, warna
kemerahan/tidak pucat).
2) Nyeri : pasien
mengalami penurunan nyeri dan menggunakan analgetik dengan baik.
3) Kerusakan integritas
kulit : integritas kulit terjaga, tidak terjadi trauma dan iritasi kulit.
b. Bila dilakukan pembedahan
Pra bedah :
4) Ansietas : tanda dan
gejala ansietas menurun.
Pasca bedah :
5) Nyeri akut : nyeri
pasca bedah terkontrol.
6) Risiko infeksi :
infeksi luka operasi tidak terjadi.
7) Risiko kerusakan
integritas kulit : kulit tampak terawat baik, integritas kulit terjaga.
c. Bila dianjurkan
modifikasi gaya hidup :
Kurang pengetahuan : pemahaman
pasien meningkat, pasien menunjukkan mengikuti anjuran modifikasi gaya hidup
dengan baik.
ASKEP
ATEROSKLEROSIS (ATHEROSCLEROSIS)
DEFINISI
Aterosklerosis (Atherosclerosis) merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur.
Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri.
Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai.
Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung.
PENYEBAB
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak.
Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerotik atau ateroma) yang terisi dengan bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.
Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah.
Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri.
Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu pembentukan bekuan darah (trombus). Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbat arteri, atau bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah dan menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).
Resiko terjadinya aterosklerosis meningkat pada:
• Tekanan darah tinggi
• Kadar kolesterol tinggi
• Perokok
• Diabetes (kencing manis)
• Kegemukan (obesitas)
• Malas berolah raga
• Usia lanjut.
Pria memiliki resiko lebih tinggi daripada wanita.
Penderita penyakit keturunan homosistinuria memiliki ateroma yang meluas, terutama pada usia muda. Penyakit ini mengenai banyak arteri tetapi tidak selalu mengenai arteri koroner (arteri yang menuju ke jantung).
Sebaliknya, pada penyakit keturunan hiperkolesterolemia familial, kadar kolesterol yang sangat tinggi menyebabkan terbentuknya ateroma yang lebih banyak di dalam arteri koroner dibandingkan arteri lainnya.
GEJALA
Sebelum terjadinya penyempitan arteri atau penyumbatan mendadak, aterosklerosis biasanya tidak menimbulkan gejala.
Gejalanya tergantung dari lokasi terbentuknya, sehingga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya.
Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, maka bagian tubuh yang diperdarahinya tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke jaringan.
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan oksigen. Contohnya, selama berolah raga, seseorang dapat merasakan nyeri dada (angina) karena aliran oksigen ke jantung berkurang; atau ketika berjalan, seseorang merasakan kram di tungkainya (klaudikasio interminten) karena aliran oksigen ke tungkai berkurang.
Yang khas adalah bahwa gejala-gejala tersebut timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan. Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri), maka gejalanya akan timbul secara mendadak.
DIAGNOSA
Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis.
Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk dari aterosklerosis.
Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa berkurang.
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aterosklerosis:
• ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan
• Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena
• Skening ultrasonik Duplex
• CT scan di daerah yang terkena
• Arteriografi resonansi magnetik
• Arteriografi di daerah yang terkena
• IVUS (intravascular ultrasound).
PENGOBATAN
Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah (contohnya Kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin).
Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah.
Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak.
Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan.
Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang tersumbat.
PENCEGAHAN
Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah faktor-faktor resikonya.
Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya, seseorang hendaknya:
• Menurunkan kadar kolesterol darah
• Menurunkan tekanan darah
• Berhenti merokok
• Menurunkan berat badan
• Berolah raga secara teratur.
Pada orang-orang yang sebelumnya telah memiliki resiko tinggi untuk menderita penyakit jantung, merokok sangatlah berbahaya karena:
- merokok bisa mengurangi kadar kolesterol baik (kolesterol HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (kolesterol LDL)
- merokok menyebabkan bertambahnya kadar karbon monoksida di dalam darah, sehingga meningkatkan resiko terjadinya cedera pada lapisan dinding arteri
- merokok akan mempersempit arteri yang sebelumnya telah menyempit karena aterosklerosis, sehingga mengurangi jumlah darah yang sampai ke jaringan
- merokok meningkatkan kecenderungan darah untuk membentuk bekuan, sehingga meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri perifer, penyakit arteri koroner, stroke dan penyumbatan suatu arteri cangkokan setelah pembedahan.
Resiko seorang perokok untuk menderita penyakit arteri koroner secara langsung berhubungan dengan jumlah rokok yang dihisap setiap harinya. Orang yang berhenti merokok hanya memiliki resiko separuh dari orang yang terus merokok, tanpa menghiraukan berapa lama mereka sudah merokok sebelumnya.
Berhenti merokok juga mengurangi resiko kematian setelah pembedahan bypass arteri koroner atau setelah serangan jantung. Selain itu, berhenti merokok juga mengurangi penyakit dan resiko kematian pada seseorang yang memiliki aterosklerosis pada arteri selain arteri yang menuju ke jantung dan otak.
DEFINISI
Aterosklerosis (Atherosclerosis) merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur.
Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri.
Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai.
Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung.
PENYEBAB
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak.
Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerotik atau ateroma) yang terisi dengan bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.
Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah.
Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri.
Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu pembentukan bekuan darah (trombus). Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbat arteri, atau bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah dan menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).
Resiko terjadinya aterosklerosis meningkat pada:
• Tekanan darah tinggi
• Kadar kolesterol tinggi
• Perokok
• Diabetes (kencing manis)
• Kegemukan (obesitas)
• Malas berolah raga
• Usia lanjut.
Pria memiliki resiko lebih tinggi daripada wanita.
Penderita penyakit keturunan homosistinuria memiliki ateroma yang meluas, terutama pada usia muda. Penyakit ini mengenai banyak arteri tetapi tidak selalu mengenai arteri koroner (arteri yang menuju ke jantung).
Sebaliknya, pada penyakit keturunan hiperkolesterolemia familial, kadar kolesterol yang sangat tinggi menyebabkan terbentuknya ateroma yang lebih banyak di dalam arteri koroner dibandingkan arteri lainnya.
GEJALA
Sebelum terjadinya penyempitan arteri atau penyumbatan mendadak, aterosklerosis biasanya tidak menimbulkan gejala.
Gejalanya tergantung dari lokasi terbentuknya, sehingga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya.
Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, maka bagian tubuh yang diperdarahinya tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke jaringan.
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan oksigen. Contohnya, selama berolah raga, seseorang dapat merasakan nyeri dada (angina) karena aliran oksigen ke jantung berkurang; atau ketika berjalan, seseorang merasakan kram di tungkainya (klaudikasio interminten) karena aliran oksigen ke tungkai berkurang.
Yang khas adalah bahwa gejala-gejala tersebut timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan. Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri), maka gejalanya akan timbul secara mendadak.
DIAGNOSA
Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis.
Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk dari aterosklerosis.
Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa berkurang.
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aterosklerosis:
• ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan
• Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena
• Skening ultrasonik Duplex
• CT scan di daerah yang terkena
• Arteriografi resonansi magnetik
• Arteriografi di daerah yang terkena
• IVUS (intravascular ultrasound).
PENGOBATAN
Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah (contohnya Kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin).
Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah.
Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak.
Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan.
Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang tersumbat.
PENCEGAHAN
Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah faktor-faktor resikonya.
Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya, seseorang hendaknya:
• Menurunkan kadar kolesterol darah
• Menurunkan tekanan darah
• Berhenti merokok
• Menurunkan berat badan
• Berolah raga secara teratur.
Pada orang-orang yang sebelumnya telah memiliki resiko tinggi untuk menderita penyakit jantung, merokok sangatlah berbahaya karena:
- merokok bisa mengurangi kadar kolesterol baik (kolesterol HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (kolesterol LDL)
- merokok menyebabkan bertambahnya kadar karbon monoksida di dalam darah, sehingga meningkatkan resiko terjadinya cedera pada lapisan dinding arteri
- merokok akan mempersempit arteri yang sebelumnya telah menyempit karena aterosklerosis, sehingga mengurangi jumlah darah yang sampai ke jaringan
- merokok meningkatkan kecenderungan darah untuk membentuk bekuan, sehingga meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri perifer, penyakit arteri koroner, stroke dan penyumbatan suatu arteri cangkokan setelah pembedahan.
Resiko seorang perokok untuk menderita penyakit arteri koroner secara langsung berhubungan dengan jumlah rokok yang dihisap setiap harinya. Orang yang berhenti merokok hanya memiliki resiko separuh dari orang yang terus merokok, tanpa menghiraukan berapa lama mereka sudah merokok sebelumnya.
Berhenti merokok juga mengurangi resiko kematian setelah pembedahan bypass arteri koroner atau setelah serangan jantung. Selain itu, berhenti merokok juga mengurangi penyakit dan resiko kematian pada seseorang yang memiliki aterosklerosis pada arteri selain arteri yang menuju ke jantung dan otak.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
http://doniirawan88.blogspot.com/2009/10/kerinci_853.
http://wayanpuja.wordpress.com/2011/05/14/asuhan-keperawatan-pasien-aterosklerosis/
0 Response to "ASKEP ARTERIOSKLERORIS"
Post a Comment