-->

Laporan Tugas Akhir Keluarga Berencana

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LatarBelakang
Keluarga Berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesehatan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum dan Sujiyatini, 2011)
.           Agar dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa caraatau alternatif untuk mencegah atau menunda kehamilan. Cara tersebuttermasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencananan keluarga. Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi), atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim (Manan, 2011).Pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan yaitu menunda kehamilan pasangan dengan istri dibawah 20 tahun, menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan), mengakhiri kesuburan(Icemi dan Wahyu, 2013).Pada saat sekarang ini telah banyak beredar berbagai macam alat kontrasepsi, khususnya alat kontrasepsi metode efektif yaitu: pil, suntik, IUD dan implan. Alat kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat yaitu aman pemakaiannya dan dapat dipercaya, efek samping yang merugikan tidak ada, lama kerjanya
dapat diatur menurut keinginan, tidak mengganggu hubungan seksual, harganya murah dan dapat
diterima oleh pasangan suami istri.Meskipun demikian, masih banyak dari pasangan usia subur (PUS) yang masih enggan untuk menggunakan alatkontrasepsi, hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga oleh ketidak tahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan 2 metode kontrasepsi tersebut, berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status kesehatan.Berdasarkan data survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI)
pada tahun 2012 tingkat prevalensi pemakaian alat kontrasepsi menunjukan tingkat kesertaan KB di antara pasangan usia subur mencapai 61,9%. Sebanyak 57,9% di antaranya menggunakan cara KB modern,hanya meningkat sebesar 0,5% dari 57,4% dalam lima tahun terakhir.Sementara itu, penggunaan kontrasepsi didominasi oleh alat kontrasepsi jangka pendek, terutama suntikan, yang mencapai 31,9%. Tingkat pemakaian metode KB jangka panjang (MKJB), yaitu IUD, implan, metodeoperasi pria (MOP/vasektomi) dan metode operasi wanita (MOW/ubektomi) hanya sebesar 10, 6%..

              Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan pada Akseptor Kb ’’
B.     Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan pada Akseptor Kb ’’?

2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data dan soap Akseptor Kb
  b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data dasar yang sudah dikaji pada Akseptor Kb
d. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan akan tindakan segera pada Akseptor Kb
e. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan menyeluruh pada Akseptor Kb
g. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan pada Akseptor Kb

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan tindakan asuhan kebidanan
2. Bagi Pendidikan Dapat mengetahui kemampuan mahasiswa dalam melakukan proses pendokumentasian asuhan kebidananpada akseptor kb


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a)   Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB
1) Pengertian
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak dan jarak anak yang diinginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut, maka dibuatlah beberapa cara atau alternatife untuk mencegah atau menunda kehamilan.
Menurut UU No. 10/ 1992 Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Metode konrtrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi sel telur wanita (fertilisasi), atau mencegah sel telur yang dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang didalam rahim. Kontrasepsi dapat bersifat reversibel (kembali) atau permanen (tetap) kontrasepsi yang reversibel adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek samping lama dan mengembalikan kesuburan atau kemampuan kembali untuk memiliki anak. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan karena melibatkan tindakan operasi.
Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu : metode barrier (penghalang), contohnya kondom yang menghalangi sperma, metode hormonal seperti konsumsi pil. Dan metode kontrasepsi alami yang tidak menggunakan alat bantu maupun hormonal, namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (Sulistyowati, 2013: 12).

2) Tujuan Program Kontrasepsi
Tujuan umumnya adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan keluarga. Hal ini sesuai dengan teori pembangunan menurut Alex Inkeles dan Davit Smith yang mengatakan bahwa pembangunan bukan  sekedar perkara pemasok modal dan teknologi saja tapi juga membutuhkan sesuatu yang mampu mengembangkan sarana yang berorientasi pada masa sekaran dan masa depan, memiliki kesangggupan untuk merencanakan, dan percaya bahwa manusia dapat mengubah alam, bukan sebaliknya (Pelayanan KB Sulistyowati, 2013: 13).
1)   Suntik atau Injeksi
a)    Profil
(1)     Sangat efektif
(2)     Aman
(3)     Dapat dipakai oleh semua perempuan
(4)     Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata empat bulan
(5)     Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI
b)   Jenis
Tersedia dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu sebagai berikut :
(1)     Depomendroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara disuntikan intramuscular (didaerah bokong)
(2)     Depo Noretisteron Enantat(Depo Noristerat), mengandung
200 mg noretrindon enantat, diberikan setiap dua bulan dengan cara suntik intramuscular
c)    Cara Kerja
(1)     Mencehgah ovulasi
(2)     Mengentalkan lender servik sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
(3)     Menjadikan selaput lendir tipis dan atrofi
(4)     Menghambat transportasi gamet oleh tuba
d)   Evektivitas
Kedua jenis suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. 
e)    Keuntungan (Buku Pelayanan KB Sarwono, 2010: MK- 43)
(1)     Sangat efektif
(2)     Pencegahan kehamilan jangka panjang
(3)     Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
(4)     Tidak mengandung esterogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan pembekuan darah
(5)     Tidak memiliki pengaruh terhadap prodiksi ASI
(6)     Efek samping sedikit
(7)     Klien tidak pernah menyimpan obat suntik
(8)     Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun
sampai perimenopause
(9)     Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
(10) Kejadian kejadian tumor jinak payudara
(11) Mencegah beberapa penyebab radang panggul
(12) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cel)
f)    Ketebatasan
(1)     Sering ditemukan gangguan haid, seperti : siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting), tidak haid sama sekali.
(2)     Klien tidak bergantung pada sarana pelayanan kesehatan
(3)     Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntik berikutnya
(4)     Sering menimbulkan efek samping masalah berat badan
(5)     Tidak menjamin perlindungan terhadap penyakit infeksi menular seksual, hepatitis B, inveksi virus HIV.
(6)     Terjadi perubahan pada lipid serum dengan penggunaan jangka panjang
(7)     Gangguan jangka panjang yaitu dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas)
(8)     Terlambat kembali kesuburan setelah penghentian penggunaan. Bukan karena kerusakan organ genetalia, tapi karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan)
(9)     Pada penggunaan jangka panjang juga dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala gugup atau jerawat.
g)   Klien Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin
(1)     Usia Reproduksi
(2)     Telah memiliki anak
(3)     Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memilki efektivitas tinggi
(4)     Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
(5)     Setelah melahirkan dan tidak menyusui
(6)     Setelah abortus atau keguguran
(7)     Telah memiliki banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi
(8)     Perokok
(9)     Tekanan darah < 180/ 110 mmHg dengan masalah gangguan pembekuan darah ataau dengan anemia bulan sabit
(10) Tidak dapat mengguanakan kontrasepsi yang menggunakan esterogen
(11) Menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturate) atau obat tuberkolusis (rifampisin)
(12) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
(13) Anemia defisiensi besi
(14) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi  (Buku Panduan Praktis Pelayanan KB Sarwono, 2010: MK- 43)

                                                                                                                            h) Klien Yang Tidak Boleh Menggunakan Konsepsi Suntik   Progestin
(1)   Hamil atau dicurigai hamil
(2) Memiliki riwayat perdarahan pervaginam yang belum tentu diketahui penyebabnya
(3)   Tidak menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenore
(4)   Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
(5)   Menderita diabetes melitus disertai komplikasi
i)   Waktu Untuk Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin
(1)   Setiap saat selama siklus haid , dengan syarat tidak hamil
(2)   Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
(3)   Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, dengan syarat tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
(4)   Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntik. Apabila telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar dan tidak hamil, suntik pertama dapat diberikan tanpa perlu menunggu sampai haid berikutnya datang
(5)   Apabila sedang menggunakan satu kontrasepsi satu jenis kontrasepsi suntik dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntik yang lain, kontrasepsi suntik yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntik sebelumnya
(6)   Perempuan yang mrnggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal. Suntik pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, dengan syarat tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Apabila suntik hari ke-7 haid, maka selama 7 hari setelah di suntik tidak boleh melakukan hubungan seksual
(7)   Ingin mengganti AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntik pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
(8)   Tidak haid dengan perdarahan tidak teratur. Suntik pertama dapat diberikan setiap saat, dengan syarat tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
a.Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntik
(1)     Kontrasepsi DMPA diberikan setiap tiga bulan dengan cra disuntik intramuskular dalam didaerah bokong. Apabila suntik diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntik akan lambat dan tidak bekerja secara efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk tiga injeksi berikutnya diberikan setiap delapan minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu
(2)        Berikan kulit daerah suntkan dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil/ isopropil alkohol 60-90%, biarkan kulit kering sebelum disuntik, lalu setelah kering baru disuntik
(3) Kocok dengan baik dan hindari terjadinya gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Apabila terjadi endapan warna putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan menghangatkannya    
b.    Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi Suntikan Progestin
(1) Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan
(2)   Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu
(3)  Timbul abses atau perdarahan ditempat injeksi
(4)   Sakit kepala, migran, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya penglihatan
(5)  Perdarahan berat 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam satu periode
(6)   Apabila terjadi hal-hal yang disebutkan, hubungi segera tenaga kesehatan atau klinik
C.Penanganan Ganngguan Haid                                                                                        
(1)   Amenorea (tidak terjadi perdarahan)
(2)   Apabila tidak hamil, maka tidak perlu pengobatan apapun. Jelaskan darah haid tidak terkumpul dalam rahim  dan nasehati untuk kembali ke klinik. Apabila telah terjadi kehamilan, rujuk klien dan hentikan penyuntikan. Jelaskan bahwa hormone progestin tidak akan menimbulkan kelainan pada janin
(3)   Apabila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera
(4)   Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak terjadi perdaraha juga, rujuk ke klinik
(5)   Perdarahan atau perdarahan bercak (spotting)
Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan., maka disarankan dua pilihan pengobatan yaitu preparat esterogen dan progesteron. Apabila mempunyai penyakit hati akut, penyakit jantung dan stroke, sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi suntik (Pelayanan KB Salemba Medika, 2013: 75-80).


BAB III
TINJAUAN KASUS

     A.  ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB DMPA
Tanggal Pengkajian       : 10 November 2017
Jam Pengkajian             : 16.10 WIB
Tempat Pengkajian        : Puskesmas Tiro
1.   DATA SUBYEKTIF (ANAMNESA)
a.    Identitas/biodata
i.     Nama Ibu            : Ny. N                    Nama Suami    :Tn. T
ii.         Umur                   : 29tahun                                         :35 tahun
iii.       Pendidikan          : SD                                                 :SMP
iv.       Agama                 : Islam                                             :Islam
.
b.    Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin mendapatkan pelayanan KB suntik 3 bulan setelah melahirkan anak kedua pada tanggal 10 November 2017
c.    Keluhan Utama
Tidak ada
d.   Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan belum mendapatkan menstruasi setelah melahirkan ini.



e.    Riwayat Perkawinan
i.           Umur waktu nikah      : 27 tahun
ii.         Lama                           : 8 tahun
iii.       Perkawinan ke             : 1 (satu)
iv.       Jumlah anak                 : 1 (satu)
f.     Riwayat Kesehatan
i.           Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang menajdi kontraindikasi kb suntik seperti :
1)      Hipertensi
2)      Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
3)      Diabetes melitus disertai komplikasi
4)      Perdarahan yang tidak diketahui penybabnya
ii.         Riwayat kesehatan yang lalu    : Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit kanker, hati, ginjal, hamil kembar, epilepsy, kelainan bawaan, TBC, dll.
iii.       Riwayat kesehatan keluarga     : Ibu mengatakan dikeluarganya tidak memiliki penyakit kanker, hati, ginjal, hamil kembar, epilepsy, kelainan bawaan, TBC, dll.
g.    Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Tabel .Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Hamil
ke
Penyulit/
Komplikasi
Jenis
Persalinan
Penyulit/
Komplikasi
Penolong
BB
Lahir
Jenis Kelamin
Nifas
Penyulit/
Komplikasi
Usia
Anak
Keadaan Anak
1
Tidak ada
Normal
Tidak ada
Bidan
2900 gram
Perempuan
Normal
Tidak ada
6 tahun
Baik
2
Tidak ada
Normal
Tidak ada
Bidan
2500 gram
Laki-laki
Skrng
Tidak ada
1,5 bulan
Baik



.
h.         Riwayat KB
Tabel. Riwayat KB
No.
Jenis Alkon
Lama
Pakai
Keluhan
Efek
Samping
Tahun
Lepas
Alasan
1.
KB Suntik 3 Bulan
+ 2 tahun
Tidak ada
Haid tidak teratur
2016
Ingin mempunyai anak

i.           Pola Pemenuhan kebutuhan sehari-hari :
Tabel . Pola Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan
Sebelum KB
Selama KB
Keluhan
Nutrisi :
a.    Makan

b.    Minum

3 x/hari, nasi, sayur, lauk pauk, buah.
7-8 gelas/hari air putih.

3x/hari, nasi, sayur, lauk pauk, buah.
7-8 gelas/hari air putih

Tidak ada keluhan
Eliminasi :
a.     BAK
b.    BAB

4-5 x/hari kuning jernih.
1 x/hari kuning lembek.

+ 5 kali x/hari kuning jernih.
1 x/hari kuning lembek.

Tidak ada keluhan
Istirahat
Tidur 7-8 jam
Tidur 7-8 jam
Tidak ada
Aktifitas
Memasak, menyapu, mencuci.
Memasak, menyapu, mencuci.
Tidak ada
Personal Hygiene
Mandi 2 x/hari
Mandi 2 x/hari
Tidak ada

j.     Data Psikologis dan Spiritual
Ibu mengatakan ber – Kb atas anjuran suami dan ibu rajin menjalankan ibadah.
k.    Data Sosial – Budaya
i.           Hubungan dengan keluarga : Baik (keluarga mendukung ibu ber Kb untuk menjarangkan kehamilan)
ii.         Adat istiadat sehubungan dengan pemakaian kontrasepsi : Dalam adat istiadat tidak ada larangan untuk ber Kb.
l.     Data Lingkungan : Ibu mengatakan tidak memelihara hewan sapi, ayam, kucing.
m.      Pengetahuan ibu tentang Kb
Pengetahuan tentang Kb suntik 3 bulan : Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang Kb suntik 3 bulan seperti : Cara kerja, keuntungan, indikasi, kontraindikasi, waktu pengguanaan, dan efek samping Kb suntik 3 bulan.
  1. 2. DATA OYEKTIF

a.    Pemeriksaan Umum
i.           Keadaan umum        : Baik
ii.         Kesadaran                : Composmentis
iii.       Status emosional         : Stabil
iv.       Tanda vital               :
TD         : 110/70 mmHg
Nadi      : 82 x/menit
RR         : 24 x/menit
Suhu      : 36,20C
v.         BB/TB                      : 50 kg / 146 cm
vi.       Status present
1)    Kepala
a)    Rambut      : Hitam, bersih, tidak rontok, dan kulit kepala tidak ketombe.
Muka         :             Tidak ada oedema, tidak pucat.
b)    Mata           :           Conjungtiva        : Merah muda
                                     Sklera          : Tidak ikterik
c)    Hidung       : Tidak ada sekret, tidak ada cairan
d)    Telinga       : Tidak ada serumen, simetris.
e)    Mulut         : Bersih, gigi tidak caries, gusi tidak berdarah.
2)    Leher                 : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
3)    Dada                  : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
4)    Mammae            : Simetris
5)    Ekstremitas / anggota gerak :
       Tangan   : Normal, gerak aktif.
       Kaki       : Normal, tidaka ada varises, gerak aktif
b. Pemeriksaan Obstetri
i.     Mammae      : Tidak ada benjolan / abnormal
     ii.         Abdomen     : Tidak ada bekas luka operasi
iii.       Genetalia                  : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Pemeriksaan Penunjang / Laboratorium
     Tidak dilakukan pemeriksaan

  1. 1. ANALISA

Ny. N umur 27 tahun P2A0 akseptor Kb suntik DMPA (Depo Medroksiprogesteron Asetat).
Data dasar :
DS : Ibu mengatakan ingin suntik Kb 3 bulan
DO : KU    : Baik
TTV : TD       : 110/70 mmHg
         Nadi    : 82 x/menit
         RR       : 24 x/menit         Suhu    : 36,20C
  1.  PENATALAKSANAAN

13.30 WIB Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan sehat dan dapat diberikan suntikan Kb 3 bulan.
E : Ibu sudah tahu tentang hasil pemeriksaan
13.32 WIB   Mengingatkan ibu kembali tentang efek samping Kb suntik DMPA
a. Amenorhea (tidak terjadi menstruasi)
b. Perdarahan hebat atau tidak teratur
c. Pertambahan atau kehilangan berat badan
E : Ibu sudah tahu tentang efek samping Kb suntik DMPA
13.35 WIB   Menyiapkan alat dan obat yaitu 1 flacon DMPA, spuit 3 cc, kapas alkohol, mengocok terlebih dahulu flacon DMPA kemudian menyedotnya dengan spuit 3 cc, mengganti needle yang baru kemudian mengeluarkan udara yang ada didalam spuit.
E : Alat dan obat sudah disiapkan
13.38 WIB Memberitahu ibu bahwa akan disuntik dan mempersiapkan ibu untuk mencari posisi yang nyaman
E : Ibu sudah dalam posisi yang nyaman
13. 41 WIB Memberikan suntikan Kb 3 bulan di 1/3 SIAS secara IM
E : Ibu sudah disuntik Kb 3 bulan
13. 45 WIB Memberitahu ibu jadwal untuk disuntik Kb kembali atau bila ada keluhan
E : Ibu akan kunjungi lagi bila ada  keluhan

 BAB IV
PEMBAHASAN

A.  Asuhan kebidanan pada KB
Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil TTV dalam batas normal. Asuhan kebidanan yang diberikan yaitu tentang KB suntik DMPA meliputi cara kerja, keuntungan, kerugian dan efek samping dari KB suntik DMPA dan menganjurkan ibu konsultasi ke bidan jika ada keluhan dan jika ingin ganti alat kontrasepsi. Hal ini sudah sesuai dengan pendapat Salemba Medika (2013:75-80)  Dari hasil anamnesa dan hasil pemeriksaan   keadaan ibu dapat menggunakan KB suntik DMPA ini karena masih usia produktif, tidak hipertensi,tidak memiliki riwayat Ca payudara dan ibu masih dalam masa laktasi.
Ibu sudah mendapatkan injeksi Depo Medroxyprogesteron Asetat 3 bulan pada tanggal 10 november 2017 dan ditegaskan untuk kembali tanggal 10 februari 2017 serta kunjungan  rutin Keluarga Berencana Depo Medroxyprogesteron Asetat tiap 3 bulan sekali. Asuhan kunjungan ulang ssesuai dengan pendapat Salemba Medika (2013:75-80)  yaitu pada setiap 90 hari sekali atau 3 bulan sekali.

0 Response to "Laporan Tugas Akhir Keluarga Berencana"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel